Dua Juta Langkah SALAM Memupuk Persaudaraan di Kota Mataram
Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram Nomor urut 2, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan (SALAM) memaknai Pilkada sebagai pesta demokrasi untuk seluruh masyarakat Kota ini. |
MATARAM - Pilkada bukan sekadar ajang pertarungan politik merebut kekuasaan. Apalagi sampai memecah dan mengkotak-kotak masyarakat berdasarkan pilihan, dan rawan menimbulkan gesekan, disharmonisasi di Kota Mataram.
Pasangan Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Mataram Nomor urut 2, Hj Putu Selly Andayani dan TGH Abdul Manan (SALAM) memaknai Pilkada sebagai pesta demokrasi untuk seluruh masyarakat Kota ini.
Apapun latar belakang etnis, agama, strata ekonomi dan pendidikan, selama warga Kota Mataram yang memiliki hak pilih harus merasakan kemeriahan pesta lima tahunan.
2 juta langkah SALAM membuka bagaimana keberagaman dan heterogenitas di Kota Mataram bisa tetap terpupuk dan terjaga sepanjang pesta Pilkada ini. Dan yang terpenting, masyarakat harus bersuka cita menyambut Pilkada, agar angka partisipasi pemilih di Kota Mataram bisa meningkat dibanding Pilkada lima tahun silam.
Menghargai dan merangkul masyarakat yang beragam di Kota Mataram sudah ditunjukan pasangan SALAM sejak mendaftar di KPU Kota Mataram, awal September 2020 lalu. Diiringi ratusan relawan pendukung, SALAM juga menggelar pertunjukan dan pawai lintas budaya dan Multi Etnik , sembari menunggu jalannya proses pendaftaran.
"Sejak awal maju dan mendaftar ke KPU, bu Selly dan TGH Manan memang sudah mengkampanyekan Pilkada Damai, merangkul semua warga masyarakat yang beragam dan heterogen," kata Ketua Tim Pemenangan SALAM, Eko Anugraha Priyanto, Kamis ( 26/11 ) .
Menurut Eko , kepemimpinan Selly-Manan adalah kepemimpinan yang merangkul dan memperhatikan semua. Bagi SALAM, siapa pun orangnya, sepanjang dia warga Kota Mataram harus mendapatkan hak-hak dan pelayanan publik yang setara dan berkualitas.
SALAM ingin menciptakan Mataram sebagai Kota yang Madani. Pemerintahan yang tidak mengabaikan atau menganggap ringan kebutuhan dan aspirasi kelompok minoritas. Semua ini demi terciptanya kerukunan masyarakat lintas etnis, agama dan budaya di Ibukota NTB ini.
"Pesan pentingnya adalah SALAM akan menjadi pemimpin untuk semua, melayani semua masyarakat. Sebab kondusivitas daerah menjadi hal pokok dalam pembangunan daerah. Dan kondusivitas yang baik bisa muncul dari rasa persatuan dan persaudaraan antar masyarakat yang beragam ini," ujarnya.
Di masa kampanye politik yang harus beradaptasi dengan kondisi pandemi ini, SALAM juga terus menanamkan nilai-nilai persatuan dan keberagaman tersebut.
Kegiatan flashmob beberapa kali dilakukan dengan tema-tema khusus seni dan budaya. Bahkan, kesenian barongsai juga sempat mengiringi flashmob SALAM sebagai apresiasi bagi warga keturunan tionghoa di Kota Mataram.
Selly-Manan juga sangat aktif turun menyapa masyarakat dan komunitas masyarakat. Sejumlah paguyuban diaspora Jawa hingga pedagang kaki lima kelas lalapan pecel lele ikut menjadi perhatian.
Tak heran jika dukungan untuk SALAM juga sangat signifikan dari kelompok perantau yang menjadi warga Mataram ini.
Suhartono, pria asal Lamongan yang sudah enam tahun berjualan pecel lele di kawasan Cakranegara mengaku senang dan bangga pernah bertemu langsung dengan Calon Walikota Mataram, Selly Andayani.
"Pernah ketemu waktu bu Selly sedang kulineran. Orangnya bersahaja tapi kelihatan cerdas dan tegas. Kalau saya lihat mirip sosok bu Risma (Walikota Surabaya). Mudah-mudahan bu Selly bisa membangun Mataram lebih bagus lagi, seperti bu Risma mengubah Surabaya dulu," katanya.
Suhartono menilai, gaya kulineran Selly tak sekadar kulineran biasa. Namun, sosok pemimpin itu juga melihat langsung kondisi dan geliat sektor UMKM di Kota ini. Hal ini bisa ditangkap dari setiap obrolan dan sapaan Selly kepada para pedagang di sekitar.
"Yang ditanya saat itu bagaimana usaha kita lancar tidak. Terus apa ada pungli atau tidak. Nah ini kan cara pemimpin memastikan bahwa masyarakatnya aman dan nyaman dalam beraktivitas, khususnya UMKM kayak saya ini," ujarnya.
Sektor kuliner juga dimanfaatkan SALAM untuk mempererat persatuan dalam keberagaman. Selly-Manan seringkali blusukan sambil menyapa langsung warung dan resto masakan khas daerah di Kota ini.
Tim pemenangan lainnya, Ruslan Turmuzi menegaskan, ada pesan penting dalam 2 juta langkah SALAM sepanjang kampanye Pilkada ini. Selain untuk mempererat persatuan dalam keberagaman juga sekaligus untuk mengedukasi dan sosialisasi bahwa Pilkada ini milik semua masyarakat Kota Mataram.
Kesadaran politik yang harus terus dibangun adalah agar seluruh masyarakat mau dan turut berpartisipasi memberikan suara mereka dalam Pilkada 9 Desember nanti.
"Selly-Manan tidak hanya turun dan bersilaturahmi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat saja, tetapi juga menyentuh langsung akar rumputnya. Kalau masyarakat sudah merasa bahwa menentukan pilihan dalam pesta demokrasi ini penting, maka inshaa Allah angka partisipasi pemilih kita bisa meningkat juga," urai Striker Politisi PDI Perjuangan ini.
Pria Humble yang kerap disapa RT mengatakan, selama masa kampanye ini banyak feedback positif yang diterima dari masyarakat. Baik yang disampaikan secara individu maupun melalui kelompok komunitas.
Masyarakat, terutama dari kelompok minoritas sejatinya tak mengharapkan apa-apa. Cukup dengan sentuhan perhatian dan menganggap eksistensi mereka itu ada sebagai warga Kota Mataram.
"Dalam blusukan Selly-Manan, banyak kita temukan testimoni masyarakat yang merasa kurang mendapat perhatian, dan aspirasi mereka kurang didengar. Kepada Selly-Manan ini mereka berharap ada perubahan ke depan di Kota Mataram," tuturnya.
Sementara itu, Calon Walikota Mataram, Hj Putu Selly Andayani mengatakan, apa yang dilakukan SALAM dan tim relawan selama ini merupakan cerminan program nyata yang akan dilakukan SALAM ke depan.
"SALAM berkomitmen tidak ada lagi perbedaan perlakuan dan pelayanan pemerintah untuk semua masyarakat Kota Mataram. Apapun latar belakangnya, setiap warga Kota ini harus mendapatkan jaminan dan hak-hak pelayanan yang setara," katanya.
Menurutnya, keberagaman dan heterogenitas di Kota Mataram bisa menjadi modal yang kuat bagi keberlangsungan pembangunan Kota yang lebih maju.
Selain itu, pemunculan tema-tema seni dan budaya lintas etnis dan agama yang seringkali ditampilkan dalam kampanye flashmob juga dilakukan agar kemeriahan pesta demokrasi ini bisa dirasakan masyarakat.
"SALAM ingin Pilkada ini berwarna dan ceria penuh kegembiraan. Masyarakat boleh berbeda pilihan, namun harmonisasi sosial dan kerukunan antar warga harus tetap terjaga erat," kata Mantan Penjabat Walikota Mataram tahun 2015 ini.
Hal yang sama disampaikan Calon Wakil Walikota Mataram, TGH Abdul Manan. Menurutnya, konsep Rahmatan Lil Alamin harus bisa diterapkan dalam sendi-sendi kehidupan, bersosial masyarakat di Kota Mataram.
Ulama yang sempat menjabat Ketua MUI Kota Mataram ini mengatakan, saat memimpin Kota Mataram maka pemimpin harus mengayomi semua masyarakat tanpa memandang latar belakang.
"Toleransi menjadi bagian penting dalam menjaga harmonisasi masyarakat kita yang beragam ini. SALAM akan menjadi pemimpin yang merakyat untuk semua masyarakat Kota Mataram," ujarnya.
Ia mengatakan, bentuk kongkrit toleransi, persatuan dan merawat keberagaman yang dilakukan SALAM saat ini sebagai teladan masyarakat ke depan.
"Jika semua masyarakat rukun, bisa bersama membangun Kota Mataram ini secara partisipatif, tentu Mataram yang berlah dan Cemerlang akan bisa kita wujudkan," pungkasnya.(gl 02).
Posting Komentar